KOMUNIKASI INTRAPERSONAL, INTERPERSONAL, & komunikasi bermedia
1. Komunikasi
Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau
pikiranyang terjadi di dalam diri komunikator sendiri. Komunikasi intrapersonal
merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan
simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima
pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang
berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi
yang lainnya. Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses
psikologis seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat
berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator. Untuk memahami apa yang
terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka seseorang perlu untuk mengenal
diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak
persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan,
bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek.
Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan
sehari-hari dalam upaya memahami diri pribadi diantaranya adalah; berdo‟a,
bersyukur, instrospeksi diri dengan meninjau perbuatan kita dan reaksi hati
nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi secara
kreatif.Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan dengan perubahan
perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan pemahaman
akan siapa diri kita, tetapi prilaku kita selama ini memainkan peranan penting
bagaimana kita membangun pemahaman diri pribadi ini.
Kesadaran pribadi (self awareness) memiliki beberapa
elemen yang mengacu pada identitas spesifik dari individu (Fisher 1987:134).
Elemen dari kesadaran diri adalah konsep diri, proses menghargai diri sendiri
(self esteem), dan identitas diri kita yang berbeda beda (multiple
selves).
Namun, pada tahun 1992, sebuah bab dalam Komunikasi
Yearbook # 15, berpendapat bahwa “komunikasi intrapersonal” adalah sebuah
konsep yang cacat. Bab ini pertama diperinci berbagai definisi. Komunikasi
intrapersonal, tampak, muncul dari serangkaian kejanggalan logis dan linguistik.
Pengertian tentang „communicaton intrapersonal‟ itu sendiri adalah ambigu:
banyak definisi tampak melingkar karena mereka meminjam, menerapkan dan dengan
demikian mendistorsi fitur konseptual (misalnya, pengirim, penerima, pesan,
dialog) ditarik dari komunikasi antar-orang normal, tidak diketahui entitas
atau orang -bagian yang diduga melakukan „intrapersonal‟ tukar, dalam banyak
kasus, sebuah bahasa yang sangat pribadi yang mengemukakan, setelah analisis,
ternyata benar-benar dapat diakses dan akhirnya tidak dapat dipertahankan.
Secara umum, komunikasi intrapersonal tampaknya timbul dari kecenderungan untuk
menafsirkan proses mental batin yang mendahului dan menyertai perilaku
komunikatif kita seolah-olah mereka juga jenis lain proses komunikasi. Titik
keseluruhan adalah bahwa rekonstruksi proses mental batin kita dalam bahasa dan
idiom percakapan sehari-hari masyarakat sangat dipertanyakan, lemah di terbaik.
TEORI-TEORI KOMUNIKASI
INTRAPERSONAL
1. PSIKOLOGI
SOSIAL
Psikologi social adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman
dan tingkah laku individu-individu dalma hubungan denagn situasi social. Latar
belakang timbulnya psikologisosial berasal dari beberapa pandapat, misalnya
Gabriel Tarde mengatakan, pokok-pokok teori psikologisosial berpangkal pada proses imitasi sebagai dasar
dari pada interaksi social antar manusia. Gustave Le Bon berpendapat bahwa pada
manusia terdapat dua macam jiwa yaitu jiwa individu dan jiwamassa yang
masing-masing berlainan sifatnya. Sigmund Freud berbeda dengan Le Bon, ia
berpendapat bahwa jiwa massa itu sebenarnya sudah terdapat dan tercakup oleh
jiwa individu, hanya saja tidakdisadari oleh manusia itu sendiri karena memang
dalam keadaan terpendam. Pada tahun 1950 dan 1960 psikologi social tumbuh
secara aktif dan program gelar dalam
psikologi dimulai disebagian besar universitas. Dasar mempelajari psikologi
social bedasarkan potensi-potensi manusia
dimana potensi ini mengalami proses perkembangan setelah individu itu hidup
dalam lingkungan.
Potensi-potensi itu
antara lain :
1. Kemampuan
menggunakan bahasa
2. Adanya sikap etik
3. Hidup dalam 3
dimensi
2. Teori
Pengolahan Informasi (Information Processing Theory)
Teori ini menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan
pada sensory storage (gudang inderawi), kemudian masuk short-term-memory (STM)
lalu dilupakan atau dikoding untuk dimasukkan ke dalam long-term-memory (LTM).
Otak manusia dianalogikan dengan komputer. Terdapat dua macam memori: memori
ikonis untuk materi yang kita peroleh secara visual, dan memori ekosis untuk
materi yang masuk secara auditif (melalui pendengaran). Penyimpanan disini
berlangsung cepat, hanya berlangsung sepersepuluh sampai seperempat detik.
Supaya dapat diingat, informasi harus dapat disandi (encoded) dan masuk pada
STM. STM hanya mampu mengingat tujuh (plus atau minus dua) bit informasi.
Jumlah bit informasi disebut rentangan memori (memori span). Untuk meningkatkan
kemampuan STM, para psikolog menganjurkan kita untuk mengelompokkan informasi;
kelompoknya disebut chunk. Bila informasi dapat dipertahankan pada STM, ia akan
masuk pada LTM. Inilah yang umumnya disebut sebagai ingatan. LTM meliputi
periode penyimpanan informasi sejak semenit sampai seumur hidup. Kita dapat
memasukkan informasi dari STM ke LTM dengan chunking, rehearsals, clustering,
atau method of loci.
3. Teori
Aus
Menurut teori ini, memori hilang atau memudar karena
waktu. Seperti otot, memori kita baru kuat bila dilatih terus menerus. Namun
menurut Hunt, makin sering mengingat, makin jelek kemampuan mengingat. Dimana
tidak selamanya waktu dapat mengauskan memori.
2. Komunikasi
Interpersonal
Komunikasi
interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk
mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan
media. Berdasarkan definisi ini maka terdapat kelompok maya atau faktual
(Burgon & Huffner, 2002). Contoh kelompok maya, misalnya komunikasi melalui
internet (chatting, face book, email, etc.). Berkembangnya kelompok maya ini
karena perkembangan teknologi media komunikasi. Terdapat definisi lain tentang
komunikasi interpersonal, yaitu suatu proses komunikasi yang bersetting pada objek-objek sosial untuk
mengetahui pemaknaan suatu stimulus (dalam hal ini: informasi/pesan) (McDavid
& Harari).
Fungsi Komunikasi interpersonal
sebagai berikut: Untuk mendapatkan respon/ umpan balik. Hal ini sebagai salah
satu tanda efektivitas proses komunikasi. Bayangkan bagaimana kalau tidak ada
umpan balik, saat Anda berkomunikasi dengan orang lain. Bagaimana kalau Anda
sms ke orang lain tetapi tidak dibalas? Untuk melakukan antisipasi setelah
mengevaluasi respon/ umpan balik. Contohnya, setelah apa yang akan kita lakukan
setelah mengetahui lawan bicara kita kurang nyaman diajak berbincang. Untuk
melakukan kontrol terhadap lingkungan sosial, yaitu kita dapat melakukan
modifikasi perilaku orang lain dengan
cara persuasi. Misalnya, iklan yang arahnya membujuk orang lain. Maha bijaksana
Tuhan yang telah mengatur proses komunikasi intrapersonal yang melibatkan beberapa unsur atau elemen sebagai berikut
(Burgon & Huffner, 2002):
Sensasi yaitu proses menangkap
stimulus (pesan/informasi verbal maupun non verbal). Pada saat berada pada
proses sensasi ini maka panca indera manusia sangat dibutuhkan, khususnya mata
dan telinga.
Persepsi yaitu proses memberikan
makna terhadap informasi yang ditangkap oleh sensasi. Pemberian makna ini
melibatkan unsur subyektif. Contohnya, evaluasi komunikan terhadap proses komunikasi, nyaman tidakkah proses
komunikasi dengan orang tersebut?
Memori yaitu proses penyimpanan
informasi dan evaluasinya dalam kognitif individu.
Kemudian informasi dan evaluasi komunikasi tersebut akan dikeluarkan atau
diingat kembali pada suatu saat, baik
sadar maupun tidak sadar. Proses pengingatan kembali ini yang disebut sebagai
recalling.
Berpikir yaitu proses mengolah
dan memanipulasi informasi untuk memenuhi kebutuhan atau menyelesaikan masalah.
Proses ini meliputi pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan berfikir kreatif. Setelah mendapatkan
evaluasi terhadap proses komunikasi interpersonal maka ada antisipasi terhadap
proses komunikasi yang selanjutnya. Contohnya, jika kita merasa tidak nyaman
berkomunikasi dengan dosen maka kita mempunyai cara untuk antisipasi agar
komunikasi di kemudian hari menjadi lancar. Seringkali komunikan tidak saling
memahami maksud pesan atau informasi dari lawan
bicaranya. Hal ini disebabkan beberapa masalah antara:
a.Komunikator; Hambatan
biologis, misalnya komunikator gagap.
Hambatan psikologis,
misalnya komunikator yang gugup. Hambatan gender, misalnya perempuan tidak
bersedia terbuka terhadap lawan bicaranya yang laki-laki.
b.Media; Hambatan
teknis, misalnya masalah pada teknologi komunikasi (microphone, telepon,
power point, dan lain sebagainya).
Hambatan geografis, misalnya blank spot pada daerah tertentu sehingga signal HP
tidak dapat ditangkap. Hambatan simbol/ bahasa, yaitu perbedaan bahasa yang
digunakan pada komunitas tertentu. Misalnya kata-
kata “wis mari” versi
orang Jawa Tengah diartikan sebagai sudah sembuh dari
sakit sedangkan versi
orang Jawa Timur diartikan sudah selesai mengerjakan sesuatu. Hambatan budaya,
yaitu perbedaan budaya yang mempengaruhi proses komunikasi.
c. Komunikate; Hambatan
biologis, misalnya komunikate yang tuli. Hambatan psikologis, misalnya
komunikate yang tidak berkonsentrasi dengan pembicaraan. Hambatan gender,
misalnya seorang perempuan akan tersipu malu jika membicarakan masalah seksual
dengan seorang lelaki.
Komunikasi bermedia (mediated communication)
adalah komunikasi yang
menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan
yang jauh tempatnya dan banyak jumlahnya. Salah satu bentuk komunikasi bermedia
adalah komunikasi bermedia massa. Seringkali istilah "media massa"
dan "komunikasi massa" dipergunakan untuk tujuan yang sama.
Sesungguhnya kedua istilah tersebut adalah singkatan dari "media
komunikasi massa" (media of mass communication).
Lalu untuk apa komunikasi harus bermedia? Karena Komunikasi bermedia tentunya lebih banyak
membantu, terutama daya sebaran informasi yang masif atau mampu menjangkau
audiens dalam lingkup luas/jumlahnya relatif besar. Sekat-sekat berupa
jarak/ruang dan waktu semakin dapat ditembus bahkan kini aktivitas komunikasi
menjadi semakin intens dan real time berkat kemajuan teknologi sebagai
pendukungnya.
Persoalan yang patut dikemukakan adalah untuk apakah kita
bermedia atau untuk apa kita saban hari memanfaatkan media? Dalam perspektif
komunikasi, pertanyaan tersebut akan dapat dijawab bilamana dipahami terlebih
dahulu tentang fungsi dasar media. Pelaksanaan dari fungsi tersebutlah kemudian
akan membuahkan peranan yang dapat dipetik atas kehadiran media di hadapan
kita. Perlu dipahami bahwa fungsi media pada dasarnya to inform memberikan
informasi. Fungsi ini jika ditelusuri lebih jauh dan dilakukan secara terus
menerus maka muncul apa yang dinamakan peranan.
Ada pun peranan itu di antaranya dapat disebutkan yakni
sebagai:
(1) penghubung,
(2) pembentuk pendapat umum/opini publik,
(3) penambah pengetahuan/wawasan, pendidik massa,
(4) pengontrol atau kontrol sosial, dan
(5) penghibur kalangan luas.