Sabtu, 02 April 2016

PETEMUAN PERTAMA: PROSES KOMUNIKASI

PROSES KOMUNIKASI

·        -  Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari satu atau lebih objek di bawah pengaruhnya. (Wikipedia)
·         -  Komunnikasi menurut Rogers & O. Lawrence Kincaid “Komunikasi merupakan suatu interaksi dimana terdapat dua orang atau lebih yang sedang membangun atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lain yang pada akhirnya akan tiba dimana mereka saling memahami dan mengerti“.
Jadi, proses komunikasi adalah tahapan atau urutan atau cara untuk menyampaikan suatu hal kepada orang lain guna sebagai pertukaran informasi yang akan terjadi interaksi antar satu sama lain.
Dalam komunikasi ada dua pihak yaitu pengirim informasi dan penerima informasi. Pengirim informasi atau komunikator bermaksud menyampaikan gagasan (informasi, saran, permintaan, dst.) yang ingin disampikan kepada penerima dengan maksud tertentu. Dan penerima menterjemahkan gagasan tersebut  menjadi simbol-simbol (prosesencoding) yang selanjutnya disebut pesan (message).
Pesan tersebut disampaikan melalui saluran (channel) tertentu, misalnya dengan bertatap muka langsung, telepon, surat, dst. Setelah pesan sampai pada penerima, selanjutnya terjadi proses decoding, yaitu menafsirkan pesan tersebut. Setelah itu terjadilah respon pada penerima pesan. Respon tertuju pada pengirim pesan.
Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa komunikasi bisa terjadi karena adanya beberapa unsur yang terkait untuk membangun sebuah komunikasi. Berikut ini unsur pembangun komunikasi:
Sumber – Yaitu pusat informasi atau pengirim informasi. Komunikasi yang terjadi pada kita, bisa dari satu orang atau lebih (kelompok) misalnya sebuah organisasi, perkumpulan dsb. Sumber komunikasi disebut juga komunikator.
Penerima – Yaitu pihak dimana ia menjadi tujuan untuk dikirimi pesan atau info oleh sumber (komunikator). Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih. Penerima juga bisa disebut komunikan.
Pesan – Adalah informasi yang disampaikan oleh pengirim pesan kepada penerima (komunikan). Pesan tersebut bisa disampaikan dengan secara langsung atau melalui media komunikasi yang tersedia.
Media – Yaitu alat yang digunakan dalam berkomunikasi untuk mengirim pesan (informasi) dari sumber kepada penerima.
Efek – Yaitu sebuah pengaruh yang dipikirkan dan dirasakan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Yang kemudian akan mempengaruhi sikap seseorang dalam menelaah pesan.
Umpan Balik – Yaitu sebuah bentuk tanggapan balik dari penerima setelah memperoleh pesan yang diterima.

Pada unsur komunikasi yang telah dijelaskan bahwa pihak yang mengirim pesan kepada khalayak disebut komunikator. Sebagai pelaku dalam proses komunikasi, komunikator memegang peranan yang amat penting terutama dalam berjalannya sebuah komunikasi. Sehingga pesan tersebut diterima oleh penerima (komunikan) dengan baik.

Fungsi Komunikasi

Menurut Rudolf F. Verderber, Komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu.



Encoding adalah proses pengemasan pesan dalam komunikasi, sedangkan decoding adalah proses kebalikannya, yaitu konversi data yang telah dikirimkan oleh sumber menjadi informasi yang dimengerti oleh penerima.
            Dalam komunikasi perlu adanya encoding dan decoding yang baik, agar proses komunikasi bisa berjalan dengan baik.
Encoding dapat dilakukan dengan tepat sehingga tujuan komunikasi tercapai jika penyampai pesan mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini:
1.      Pesan apa yang akan disampaikan?
penyampai pesan harus paham betul ide atau gagasan yang akan disampaikan tanpa memahami tentang apa yang akan disampaikan,
2.      Siapa pihak yang akan menerima pesan darinya? Siapa yang dimaksud dengan pertanyaan di atas bukan sekadar menyangkut nama tetapi latar belakang pendidikan dan sosial, tingkat perkembangan jiwanya, mindset, dst.
Isi pesan  sama namun jika penerima pesan berbeda misalnya dalam tingkat perkembangan, pendidikan, status sosial, latar belakang keahlian, maka kemasan pesan juga harus berbeda
3.      Dalam  bentuk apa pesan disampaikan: verbal atau non verbal?
Jika dalam bentuk verbal, kata apa atau kalimat yang   bagaimana yang dipilih. Kekeliruan dalam mengemas pesan dapat menyebabkan tujuan komunikasi tidak tercapai
Dalam penerimaan pesan ada beberapa tipe, yaitu:
·         Dominan
Ketika khalayak menerima pesan dari media secara penuh dan memaknai pesan tersebut seperti yang diinginkan oleh media maka khalayak berada pada posisi yang dominan [3]. Dalam hal ini berlangsung pertukaran komunikasi yang sempurna [3].
·         Negosiasi
Khalayak cukup memahami apa yang ditampilkan oleh media, tetapi tidak semua dimaknai sama [3]. Penerimaan dalam tipe ini mengandung dua hal, yaitu unsur adaptif dan oposisi [3]. Hal ini menunjukkan bahwa pesan dinegosiasikan [3].
·         Alternatif atau Oposisi
Ketika khalayak sama sekali menolak pesan yang disampaikan media maka khalayak tersebut berada pada posisi oposisi [3]. Mereka menolak pesan tersebut karena tidak sesuai dengan pengetahuan atau nilai yang dianutnya [3].

PRINSIP KOMUNIKASI

Dalam prinsip komunikasi ada beberapa yang perlu kita ketahui, yaitu:

PRINSIP 1 : KOMUNIKASI ADALAH SUATU PROSES SIMBOLIK
Salah satu kebutuhan pokok manusia, adlah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. Ernst Cassier mengatakan bahwa keunggulan manusia atas makhluk lainnya adalah keistimewaan mereka sebagai animal symbolicum. Lambang atau symbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan kelompok orang. Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku nonverbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama. Kemampuan manusia menggunakan lambang verbal memungkinkan perkembangan bahasa dan menangani hubungan antara manusia dan objek (baik abstrak mau pun nyata) tanpa kehadirah manusia dan objek tersebut. Lambang adalah salah satu kategori tanda. Hubungan antara tanda dengan objek dapat juga direpresentasikan oleh ikon dan indeks. Ikon adalah suatu benda fisik yang menyerupai yang direpresentasikannya. Representasi ini ditandai dengan kemiripan.

Indek adalah suatu tanda yang secara alamiah merepresntasikan objek lainnya. Istilah lain yang sering digunakan untuk indeks adalah sinyal (signal), yang dalam bahasa sehari-hari desebut juga gejala (symptom). Indek muncul berdasarkan hubungan antara sebab akibat yang punya kedekatan eksistensi.

Lambang mempunyai beberapa sifat seperti berikut ini :

- Lambang bersifat sembarang, manasuka atau sewenang-wenang

Apasaja bisa dijadikan lambang, bergantung pada kesepakatan bersama. Alam tidak memberikan penjelasan kepada kita mengapa manusiamenggunakan lambang-lambang tertentu untuk merujuk pada hal-hal tertentu baik yang konkret atau pun yang abstrak.

- Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna; kitalah yang memberikan makna pada lambang

Makna sebenarnya ada dalam kepala kita, bukan terletak pada lamban itu sendiri. Persolan akan timbul bila para peserta komunikasi tidak member makna yang sama pada suatu kata. Dengan kata lain, tidak ada hubungan yang alami antara lambang dengan referent (objek yang ditujunya).

- Lambang itu bervariasi

Lambang itu bervariasi dari sudut budaya ke budaya lain, dari suatu tempat ke tempat lain, dan dari suatu konteks waktu ke konteks waktu yang lain. Lamang itu maknanya dapat berubah.

PRINSIP 2 : SETIAP PERILAKU MEMPUNYAI POTENSI KOMUNIKASI

Kita tidakdapat tidak berkomunikasi (We cannot not communicate). Tidak berarti bahwa semua perilaku adalah komunikasi. Komuniikasi terjadi bila seseorang memberikan makna pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri.

PRINSIP 3 : KOMUNIKASI PUNYA DIMENSI ISI DAN DIMENSI HUBUNGAN

Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara nonverbal. Dimensi isi menunjukan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukan bagaimana cara mengatakannya yang juga mengisyaraktkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu, dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan. Tidak semua orang menyadari bahwa pesan yang sama bisa ditafsirkan berbeda bila disampaikan dengan cara berbeda. Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan sedangkan dimensi hubungan merujuk kepada unsur2 lain terlasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut. Pengaruh suatu pesan juga akan berbeda bila disjikan dengan media yang berbeda.

PRINSIP 4 : KOMUNIKASI ITU BERLANGSUNG DALAM BERBAGAI TINGKAT KESENGAJAAN

Komunikasi dilakkan dalam berbagai tingkat kesengajaan, dari komunikasi yang tidak sengaja sama sekali (missal ketika anda melamun sementara orang memperhatikan anda) hingga komunikasi yang benar-benar direnacanakan dan disadari (ketika anda menyampaikan suatu pidato). Kesengajaan bukanlah syarat untuk terjadinya komunikasi. Meskipun kita sama sekali tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku kita potensial untuk ditafsirkan atau tidak menafsirkan perilaku kita. Dalam berkomunikasi., kesadaran kita lebih tinggi dalam situasi khusus alih-alih dalam situasi rutin. Dalam komunikasi sehari-hari terkadang kita mengucapkan pesan verbal yang tidak kita sengaja. Namun lebih banyak pesan nonverbal yang kita tunjukan tanpa kita sengaja. Komunikasi telah terjadi bila penafsiran telah berlangsung. Terlepas dari apakah anda menyengaja perilaku tersebut atau tidak. Kadang-kadang komunikasi yang disengaja dibuat tampak tidak sengaka. Jadi, niat kesengajaan bukanlah syarat mutlak bagi seseorang untuk berkomunikasi. Dalam komunikasi antara orang-orang berbeda budaya ketidak sengajaan berkomunikasi ini lebih relevan lagi untuk kita perhatikan.

PRINSIP 5 : KOMUNIKASI TERJADI DALAM KONTEKS RUANG DAN WAKTU

Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik/ruang, waktu, sosial, dan psikologis.Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan, misalnya orang menelpon dini hari dengan siang hari akan berbeda. Kehadiran orang lain, sebagai konteks sosial juga akan mempengaruhi orang-orang berkomunikasi, misalnya dua orang yang berkonflik akan canggung jika ada disituasi berdua tidak ada orang, namun dengan adanya orang ketiga, keeadaan akan bisa lebih mencair. Suasana psikologis peserta komunikasi tidak pelak mempengaruhi suasana komunikasi

PRINSIP 6 : KOMUNIKASI MELIBATKAN PREDIKSI PESERTA KOMUNIKASI

Ketika orang-orang berkomunikasi , mereka meramalkan efek perilaku komunikasi mereka, dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama. Artinya, orang orang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan merespons. Prediksi ini tidak selalu disadari, dan sering berlamgsung cepat. Kita dapat memprediksi perilaku komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya. Prinsip ini mengasumsikan bahwa hingga derajat tertentu ada keteraturan pada perilaku komunikasi manusia, dengan kat alain perilaku manusia minimal secara parsial dapat diramalkan.

PRINSIP 7 : KOMUNIKASI ITU BERSIFAT SISTEMIK

Setiap individu adalah suatu system yang hidup ( a living system ). Komunikasi juga menyangkut suatu system dari unsure-unsurnya. Setidaknya dua system dasar beroprasi dalam transaksi komunikasi itu : system internal dan eksternal. Sistem internal iti adalah seluruh system nilai yang dibawa oleh seorang individu ketika ia berpartisipasi dalam komunikasi, yang ia cerap selama sosialisasinya dalam eberbagai lingkungan sosialnya. Istilah lain yang identik dengan system internal ini adalah kerangka rujukan (frame of reference), bidang pengalaman (field of experience), struktur cognitive (cognitive structure), pola pikir (thinking patterns), keadaan internal (internal states), atau sikap (attitude). Pendeknya system internal ini mengandung semua unsure yang membentuk individu yang unik, termasuk cirri-ciri kepribadiannya, intelegensi, pendidikan, pengetahuan, agama, bahasa, motif keinginan, cita2, dan semaua pengalaman masalalunya, yang pada dsarnya tersembunyi. Kita haya dapat menduganya lewat kata yang ia ucapkan dan atau perilaku yang ia tunjukan. Setiap individu adalah system intermal.

Sistem Eksternal terdiri dari unsure-usnur dalam lingkungan di luar individu, termasuk kata-kat ayng ia pilih utk berbicara, isyarakat fisik peserta, dan temperature ruangan. Elemen-elemen ini adalah stimuli public yang terbuka bagi setiap peserta komunikasi dalam setiap transasks komunikasi. Akan tetapi karena masing2 orang mempunyai system nternal yang berbeda, maka setiap orang tdidak akan memiliki bidak perceptual yang sama, meskipun mereka duduk di ruang yang sama, kursi yang sama, menghadapai situasi yang sama. Komunikasi adalah produk dari perpaduan antara system internal dan system eksternal tersebut. Lingkungan dan objek mempengaruhi komunikasi kita namun persepsi kita atas lingkungan kita juga mempengaruhi cara berperilaku. Lingkungan di mana para peserta komunikasi itu berada merupakan bagian dari suatu system yang lebih besar.

PRINSIP 8 : SEMAKIN MIRIP LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA SEMAKIN EFEKTIFLAH KOMUNIKASI

Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya (orang-orang yang sedang berkomunikasi).

PRINSIP 9 : KOMUNIKASI BERSIFAT NONSEKUENSIAL

Meskipun terdapat banyak modal komunikasi linier atau satu arah, sebenarnya komunikasi manusia dalam bentuk dasarnya bersifat dua arah.Beberapa pakar komunikasi mengakui sifat sirkuler atau dua arah komununikasi ini. Misalnya Frank Dance, Kincaid, dan Schramm yang mereka sebut model komunikasi antarrmanusia yang membusat, dan Tubbs. Komunikasi sirkuler ditandai dengan beberapa hal berikut :

1. Orang-roang yang berkomunikasi dianggap setara
2. Proses Komunikasi berjalan timbale balik (dua arah)
3. Dalam praktiknya, kita tidak lagi membedakan pesan dengan umpan balik.
4. Komunikasi yang terjadi sebenernya jauh lebih rumit.

Meskupun sifat sirkuler digunakan untuk menandai proses komunikasi, unsut proses komunikasi sebenrnya tidak terpola secara kaku. Pada dasarnya, unsure tersebut tidak berdada dalam suatu tatanan yang bersifat linier, sirkuler, helical atau tatanan lainnya. Unsur2 proses komunikasi boleh jadi beroprasi dalam suatu tatanan tadi, tetapi mungkin pula, setidaknya sebagaian, dalam suatu atatnan yang acak. Oleh karena itu, sifat nonsekuensial alih-alih sirkuler tampaknya lebih tepat digunakan untuk menandai proses komunikasi.

PRINSIP 10 : KOMUNIIKASI BERSIFAT PROSESUAL DINAMIS, DAN TRANSAKSIONAL

Komunikasi tidak mempunyai awal dan akhir, melainkan merupakan proses yang sinambung (continues). Komunikasi sebagai proses ini dapat dianalogikan dengan apa yang dikatakan Heraclitus enam abag sebelum Masehi bahwa: “Seorang manusia tidak akan pernah melangkah di sungai yang sama dua kali”. Komunikasi terjadi sekali waktu dan kemudian mwnjadi bagian dari sejarah kita. Dalam proses komunikasi, para peserta komunikasi saling mempengaruhi, seberapa kecil pun pengaruh itu, baik lewat komunikasi verbal maupun nonverbal. Pernyataan bahwa komunikasi telah terjadi sebenarnya bersifat artificial dalam arti bahwa kita mencoba menangkap suatu gambaran diam (statis) dari proses tersebut dengan maksud untuk menganalisis kerumitan peristiwa tsb, dengan menonjolkan komponen2 atau aspek2 yang penting. Implikasi dari komunikasi sebagai proses yang dinamis dan transaksional adalah bahwa para peserta komunikasi berubah (dari sekeedar berubah pengetahuan hingga berubah pandangan dunia dan perilakunya). Implosot dalam proses komunikasi sebagai transaksi ini adalah proses penyadian (encoding) dan penyadian balik (decoding). Para peserta komunikasi merupakan sumber informasi, dan masing2 memberi serta menerima epsan secara serentak. Kedudanya pada saat yang sama saling mempengaruhi.Padnangan yang dinamis dan transaksional member penekanan bahwa anda mengalami perubahan sebagai hasil terjadinya komunikasi. Perspektif transalksional member penekanan pada dua sifat peristiwa komunikasi, yaitu serentak dan saling mempengaruhi para pesertanya menjadi saling bergantung dan komunikasn mereka hanya dapat dianalisis berdasarkan konteks peristiwanya

PRINSIP 11 : KOMUNIKASI BERSIFAT IRRESVERSIBLE

Sekali adna mengirimkan suatu pesan, anda tidak dapat mengendalikan pengaruh pesan tersebut bagi khalayyak apalagi menghilangkan efek persantersebut sama sekali. Sifat irreversible ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai suatu proses yang selalu berubah. Prinsip ini seharusnya menyadarkan kita bahwa kita harus berhati2 untuk menyampaikan suatu pesan kepad aorang lain, sebab yaitu tadi, efeknya tidak bisa ditiadakan sama sekali. Meskipun kita berusaha meralatnya, apalagi bila penyampaian pesan itu dilakukan untuk pertama kalinya Dalam kkomunikasi massa, sekali wartawan menyiarkan suatu berita yang tanpa disengaja mecemarkan nama baiks eseorang

PRINSIP 12 : KOMUNIKASI BUKAN PANASEA UNTUK MENYELESAIKAN BERBAGAI MASALAH

Bayak persoalan dan konflik antarmanusia disebabkan oleh masalah komunikasi. Namun komunikasi itu sendiri bukanlah panasea (obat mujarab) untuk menyelesaikan persoalan atau konflik itu. Karena persoalan atau konflik tsb mungkin berkaitan dengan masalah structural. Agar komunikasi efektif, kendala structural ini juga harus diatasi.